Bayi Penderita Atresia Esofagus Butuh Bantuan Dermawan

Padang, - Bayi pasangan suami istri Hasian dan Elfi Anti yang di rawat di RS M Djamil Padang saat ini membutuhkan bantuan dari donatur dan pemerintah untuk membiayaai pengobatan kelainan yang terjadi pada saluran pernafasanya (Atresia Esofagus) yang mencapai Rp21 juta.

Bayi yang lahir sekitar pukul 19.20 WIB (10/10) di rumah bersalin bidan Bunda di Kampung Kamang, Kelurahan Mudik, Kabupaten Agam, saat dilahirkan tersebut mengeluarkan busa di mulutnya, dan setelah diperiksa oleh bidan yang rumah bersalin tersebut sehari kemudian, pada tanggal 11 Oktober 2010 langsung dibawa ke RSUD Bukittinggi, sekitar pukul 07.30 WIB.

"Sewaktu dilahirkan kami tidak menyangka ada tanda-tanda keanehan pada bayi tersebut, namun karena mulutnya mengelurkan busa bidan yang menangani perawatan bayi kami langsung menganjurkan untuk di rujuk ke RSUD Bukittingi, namun ternyata disana juga tidak mampu untuk merawatnya sehingga dirujuk ke RS M Djamil Padang," ujar Hasian, Jum'at (22/10).

Ia menambahkan bayi malang tersebut sampi di RS M Djamil Padang pada tanggal 12 Oktober 2010 sekitar pukul 16.00 WIB.

Pihak RS M Djamil Padang yang melihat kondisi bayi malang yang sampai saat ini belum diberi nama oleh kedua orang tunya tersebut langsung melakukan pemeriksaan dan mendiaknosa suspek Atresia Esofagus, yang menyebabkan bayi malang tersebut tidak dapat menyerap makanan dan setiap makanan yang masuk kemulutnya langusng keluar.

"Pihak RS M Djamil Padang langsung melakukan operasi darurat yakni Gastrostomi Emergenci (pemasangan pipa ke lambung bayi, untuk membantu memasukan makanan berupa dari tabung infus," ujar Hasian.

Bayi yang telah dirawat di RS M Djamil Padang selama 10 hari tersebut sampai saat ini masih dalam kondisi lemah di dalam Inkabulator di ruang bedah anak RS M Djamil Padang.

Sehubungan dengan itu, orang tua bayi malang tersebut menyatakan untuk perawatan selama di RS M Djamil Padang mereka membutuhkan uang Rp21 Juta, yang belum termasuk obat-obatan.

"Dari informasi pihak RS kami membutuhkan uang Rp21 Juta untuk biaya pengobatan anak kami, sedangkan utuk obat-obatan setiap obatnya kami perlu mengelurkan uang setidaknya Rp400 ribu, dan itupun kadang sampi tiga kali sehari," tambah Elfi.

Sehubungan dengan itu, kedua orang tua yang penghasilannya cuma Rp50 ribu perharinya menyatakan membutuhkan uluran tangan dari dermawan untuk membantu penyembuhan anaknya.

"Kami berharap ada uluran tangan dari dermawan untuk membantu biaya pengobatan anak kami, karena saya hanya bekerja sebagai buruh mebel (perabot,red) di kampung, saat ini saya selalu berhutang kepada teman-teman dan orang-orang untuk membiayai pengobatan anak saya," ungkapnya.

Sementara ia juga mengakui tidak memiliki jamkesmas yang bisa meringankan biaya pengobanatan anaknya.

Komentar