Padang, - Seorang remaja yang diduga mengalami stress, Senin, sekitar pukul 13.00 WIB, melakukan percobaan bunuh diri dengan naik ke lantai empat gedung Universitas Ekasakti (Unes) jalan Bandar Purus, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang berhasil digagalkan aparat kemanan.
Percobaan bunuh diri yang dilakukan Merry (18) yang mengaku bersal dari Kota Pekanbaru, Riau tersebut, berhasil digagalkan pihak keamanan kampus serta aparat kepolisian.
"Percobaan bunuh diri tersebut diketahui pertama kali olah salah seorang warga yang melintas di kawasan tersebut, karena pelaku meleparkan bebatuan ke arah jalan raya di samping kampus Unes tersebut," kata Ka SPK Shiff A, Ipda Danial Partobi Simangunsong, di Padang, Rabu (1/6).
Ia menambahkan, sempat ada perlawanan dari pelaku saat pihak kemamanan kampus hendak mencegah perbuatanya, namun berkat kesigapan, akhirnya pelaku percobaan bunuh diri tersebut berhasil digagalkan.
Atas kejadian tersebut sempat membuat arus lalulintas di depan kampus Unes tersebut mengalami kemacetan, akibat banyak warga yang menyaksikan kejadian tersebut.
Pelaku percobaan bunuh diri tersebut akhirnya di bawa ke Mapolresta Padang untuk dimintai keteranganya.
Dalam penyelidikan, Merry memberikan keterangan yang berbelit-belit, dimana ia mengaku dikatakan gila oleh pihak keluarganya, dan ingin mandiri, sehingga memilih untuk kos di Kota Padang.
Selain itu, Merry mengatakan ia tidak mencoba untuk bunuh diri, namun takut karena manganggap ada orang yang mengikutinya, yang merupakan suruhan dari om nya yang telah lama mencarinya.
"Saya tidak mencoba bunuh diri, saya hanya takut dikejar, itu orang-orang suruhan om saya, padahal saya telah bilang sama om, bahwa saya ingin mandii dan cari kerja, sudah ada tempat kerja yang mau terima, tapi karena dikejar terus saya tidak masuk kerja," kata Merry.
Saat ditanya siapa om nya, Merry mengaku tidak tahu namanya, dan cuma sesekali bertemu.
Setelah beberapa jam diperiksa di Makopolresta Padang, akhirnya aparat kepolisian membawa Merry ke alamat kos yang dikatakanya berada didepan Unes tersebut.
"Kita telah mengantarnya ke tempat kos, karena jika di bawa ke dinas sosial dia tidak mau, dan diduga anak ini megalami stress berat, mulai dari cara bicaranya, hingga tingkah lakunya," jelas Danial.
Percobaan bunuh diri yang dilakukan Merry (18) yang mengaku bersal dari Kota Pekanbaru, Riau tersebut, berhasil digagalkan pihak keamanan kampus serta aparat kepolisian.
"Percobaan bunuh diri tersebut diketahui pertama kali olah salah seorang warga yang melintas di kawasan tersebut, karena pelaku meleparkan bebatuan ke arah jalan raya di samping kampus Unes tersebut," kata Ka SPK Shiff A, Ipda Danial Partobi Simangunsong, di Padang, Rabu (1/6).
Ia menambahkan, sempat ada perlawanan dari pelaku saat pihak kemamanan kampus hendak mencegah perbuatanya, namun berkat kesigapan, akhirnya pelaku percobaan bunuh diri tersebut berhasil digagalkan.
Atas kejadian tersebut sempat membuat arus lalulintas di depan kampus Unes tersebut mengalami kemacetan, akibat banyak warga yang menyaksikan kejadian tersebut.
Pelaku percobaan bunuh diri tersebut akhirnya di bawa ke Mapolresta Padang untuk dimintai keteranganya.
Dalam penyelidikan, Merry memberikan keterangan yang berbelit-belit, dimana ia mengaku dikatakan gila oleh pihak keluarganya, dan ingin mandiri, sehingga memilih untuk kos di Kota Padang.
Selain itu, Merry mengatakan ia tidak mencoba untuk bunuh diri, namun takut karena manganggap ada orang yang mengikutinya, yang merupakan suruhan dari om nya yang telah lama mencarinya.
"Saya tidak mencoba bunuh diri, saya hanya takut dikejar, itu orang-orang suruhan om saya, padahal saya telah bilang sama om, bahwa saya ingin mandii dan cari kerja, sudah ada tempat kerja yang mau terima, tapi karena dikejar terus saya tidak masuk kerja," kata Merry.
Saat ditanya siapa om nya, Merry mengaku tidak tahu namanya, dan cuma sesekali bertemu.
Setelah beberapa jam diperiksa di Makopolresta Padang, akhirnya aparat kepolisian membawa Merry ke alamat kos yang dikatakanya berada didepan Unes tersebut.
"Kita telah mengantarnya ke tempat kos, karena jika di bawa ke dinas sosial dia tidak mau, dan diduga anak ini megalami stress berat, mulai dari cara bicaranya, hingga tingkah lakunya," jelas Danial.
Komentar
Posting Komentar